KOMUNIKASI OLAHRAGA
TUGAS AKHIR
KOMUNIKASI OLAHRAGA
6825137252
NURLELA
PROGRAM STUDI IKOR
KKO B
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyusun artikel ini dengan baik dan benar,serta
tepat pada waktunya. Dalam artikel ini kami akan membahas mengenai “OLAH RAGA
BELADIRI KARATE”.
Malakah ini
telah dibuat dengan berbagai bantuan dari beberapa pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam bentuk
dan isinya yang sangat sederhana semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi artikel ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini
kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata
semoga artikel ini dapat membeikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, 13 Desember 2016
NURLELA
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..............................................................................................iv
Rumusan
Masalah.........................................................................................
v
Tujuan............................................................................................................
v
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
olahraga......................................................................................1
Olahraga Prestasi
..........................................................................................2
Tujuan olahraga prestasi
...............................................................................4
Manfaat olahraga
..........................................................................................4
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi atlet
..........................................7
Olahraga yang di
ikuti..................................................................................10
Tujuan latihan yang baik dan
benar..............................................................12
Permasalahan dalam latihan sebagai
atlet....................................................17
Pengalaman dalam bertanding......................................................................20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan
saran..................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik
tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan
waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak
dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.Olahraga memiliki tujuan tertentu, tergantung
kepada jenis olahraga yang akan diikuti. Diantaranya Olahraga prestasi,
Olahraga pendidikan, Olahraga kesehatan dan kebugaran, Olahraga rekreasi,
Olahraga rehabilitasi, dan Olahraga Tradisional.Olahraga yang dilakukan dengan
tujuan untuk meraih prestasi pada suatu cabang olahraga. Contoh: Olahraga yang
diperlombakan seperti tinju, sepakbola, basket, volley, dan lain sebagainya.
Dunia olahraga saat ini dan bahkan yang akan datang, tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Olahraga tidak hanya sebagai kebutuhan untuk menjaga kebugaran tubuh, akan
tetapi telah merasuk dalam semua sektor kehidupan. Lebih jauh lagi, prestasi
olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat manusia baik secara individu,
kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara. Prestasi olahraga suatu negara
menjadi tolok ukur kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu persaingan
mencapai prestasi olahraga antar negara terus berjalan dengan berbagai
pengembangan teknik dan teknologi bidang olahraga, “sport science –sport
technology” merupakan tantangan bagi
pengurus dan pengelola olahraga di tanah air kita ini. Tanpa ada keinginan dan
kemampuan menjawab tantangan tersebut, rasanya akan sulit kita mensejajarkan
prestasi olahraga kita dengan prestasi olahraga negara lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud olahraga dan olahraga prestasi?
2. Apa tujuan
olahraga sebagai olahraga prestasi?
3. Apa saja
faktor yang mempengaruhi prestasi atlet?
4. Apa olaharaga
yang diikuti di UNJ ?
5. Bagaimana cara
mencapai tujuan latihan yang baik dan
benar?
6. Apa saja
permasalahan dalam menjalani latihan sebagai atlet?
7. Apa saja
pengalaman dalam bertanding sebagai atlet?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini maka kita dapat :
1.Mengetahui pengertian olahraga dan olahraga prestasi
2. Mengetahui tujuan olahraga prestasi.
3 Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi atlet.
4. Mengetahui olahraga yang di ikuti
5. Mencapai tujuan dengan yang baik dan benar sebagai atlet
6. Permasalahan latihan sebagai atlet
7. Pengalaman sebagai atlet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
olahraga
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik
tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur
bermain, ada rasa senang, dilakukan waktu luang, aktivitas dipilih (sukarela),
kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan nilai positif.
Definisi Olahraga Secara umum, Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik
yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Definisi Olahraga menurut beberapa Pakar Ensiklopedia
Indonesia Olahraga adalah gerakan badan yang dilakukan oleh satu orang atau
lebih yang atau dapat dikenal regu atau rombongan. UNESCO mengartikan bahwa
olahraga sebagai “setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan
perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri”.
Cholik Mutohir Olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi puncak dalam
pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas
berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila.
Ada beberapa jenis olahraga seperti: Bola Basket, Volly,
Sepak Bola, Renang, Pancak Silat dan masih bayak lagi. Olahraga juga mempunyai
bebrapa jenis yaitu: Olahraga sebgai Pendidikan, Olahraga sebagai Prestasi.
pengertian olahraga juga dijabarkan sebagai suatu alat yang berguna untuk
perangsangan perkembangan dan pertumbuhan jasmani atau tubuh, rohani atau jiwa,
dan juga kehidupan sosial. Maksud dari pengertian olahraga tersebut sama halnya
seperti kita makan, yang mana olah raga juga sangat penting karena juga
termasuk kebutuhan dari hidup secara periodik.
B. Olahraga
Prestasi
Ø Pengertin prestasi
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan
nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi
baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian
prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual
ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.
Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah
dicapai.
Ø Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi yaitu olahraga yang membina dan
mengembangkan olahraga (atlet) secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan. Contoh : kompetisi olahraga sekolah.
Olahraga prestasi menurut Undang-undang RI No.3 Tahun 2005
adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana,
berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Oleh karena itu
pemerintah harus bertanggung jawab untuk memajukan prestasi olahraga nasional
di ajang yang lebih tinggi yaitu di tingkat internasional.
Dalam Undang-undang RI No. 3 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional pasal 11 ayat 1 yang berbunyi pemerintah dan pemerintah
daerah mempunyai hak mengarahkan, membimbing, membantu,dan mengawasi
penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dari keterangan
tersebut telah secara jelas ditetapkan tanggung jawab pemerintah untuk
memajukan olahraga nasional. Salah satu cara untuk memajukan prestasi olahraga
adalah dengan menyelenggarakan ajang olahraga di tingkat daerah maupun di
tingkat nasional. Salah satu kejuaraan olahraga yang diselenggarakan pemerintah
di tingkat daerah adalah Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV), Pekan Olahraga
Daerah (PORDA), POPWIL, PONPROV dan sebagainya.
Ada beberapa Olahraga yang berprestasi :
1. Karate
2. Badminton
3. Sepak Bola
4. Basket, dll
Faktor yang diperhatikan dalam olahraga :
a. Usia
kesehatan kebugaran
b. Jenis kelamin
c. Jenis
olahraga
d. Pengalaman
teknik olahraga
e. Sarana atau
fasilitas
f. Gizi
C. Tujuan Olahraga
Prestasi
Olahraga
memiliki tujuan tertentu, tergantung kepada jenis olahraga yang akan diikuti.
Diantaranya Olahraga prestasi, Olahraga pendidikan, Olahraga kesehatan dan kebugaran,
Olahraga rekreasi, Olahraga rehabilitasi, dan Olahraga Tradisional.
Tujuan
Olahraga Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
1. Promotif (Peningkatan)
2. Preventif (Pencegahan)
3. Kuratif (Pengobatan)
4. Rehabilitatif (Pemulihan)
Olahraga
Prestasi yaitu Olahraga yang dilakukan dengan tujuan untuk meraih prestasi pada
suatu cabang olahraga. Contoh: Olahraga yang diperlombakan seperti tinju,
sepakbola, basket, volley, dan lain sebagainya.
D. Manfaat Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan
berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan
nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Selain untuk kesehatan,
olahraga berguna bagi kehidupan sosial anak nantinya. Berikut adalah manfaat
yang didapat anak dari berolahraga yang dirangkum dari Gal Time:
1. Untuk
Kesehatan dan Kebugaran
Para peneliti di Centers for Disease Control mengkonfirmasi
kemungkinan obesitas di kalangan anak-anak Amerika, yang bisa memicu penyakit
seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan lain sebagainya.
Olahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik
untuk memerangi obesitas pada anak-anak
dan juga menjaga kesehatan serta kebugaran mereka.
2. Meningkatkan
Kemampuan Akademis
Menurut para peneliti di Michigan State University
Institute, anak yang berolahraga tampil lebih baik di sekolah daripada mereka
yang tidak. Partisipasi dalam olahraga mengajarkan anak-anak untuk fokus pada
tugas dan mengelola waktu mereka secara efektif.
3. Mendorong
Sportivitas
Anak-anak yang berpartisipasi dalam olahraga bisa mengasah
keterampilan sportivitas mereka dengan baik. Berjabat tangan dengan kompetisi,
tidak peduli apa hasil dari suatu pertandingan, mampu menerima kekalahan dan
berusaha melakukan yang terbaik bagi dirinya dan tim secara keseluruhan.
4. Mudah
Bersosialisasi
Olahraga bisa jadi cara untuk membangun jaringan sosial
instan untuk anak. Kerjasama sebagai satu tim atau bertemu rival lainnya akan
membuat jaringan pertemanannya semakin meluas.
5. Membangun
Harga Diri
Anak-anak akan mengembangkan harga diri melalui prestasi.
Olahraga memberi kesempatan anak untuk belajar, mencapai sesuatu, dan merasa
nyaman terhadap diri mereka sendiri. Dukungan dari orangtua dan pelatih akan
mendorong perbaikan kinerja mereka ke arah yang positif sehingga menumbuhkan
pencitraan diri yang baik.
6. Mengajarkan
Kerjasama
Anak-anak akan mengenal segala macam pelajaran sosial yang
sangat berharga melalui olahraga.
Menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk melakukan
yang terbaik bagi tim secara keseluruhan adalahsalah satu manfaat yang paling
berharga dari olahraga bagi anak.
7. Bekerja
Berdasarkan Tujuan
Membawa pulang piala juara, memenangkan turnamen, adalah
tujuan akhir olahraga bagi anak. Olahraga memberi pengalaman berharga dalam
memecahkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Anak diajarkan untuk
menjalani suatu proses dan perlu kerja keras sebelum mendapatkan sesuatu.
8. Pembinaan
Ketekunan
Olahraga mengajarkan anak untuk tidak mudah menyerah walau
menghadapi cidera, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka belajar untuk mengatasi
kekalahan dengan tenang dan bekerja lebih giat lagi untuk kepentingan putaran
berikutnya dengan penuh ketekunan.
9. Mencegah
Masalah
Kenakalan remaja seperti kekerasan, pengrusakan, penggunaan
narkoba dan lainnya bisa diminimalisir dengan olaharaga. Rutinnya jadwal
latihan membuat anak tidak sempat membuat masalah-masalah kriminalitas semacam
itu, dan mereka akan lebih fokus terhadap pencapaian prestasi mereka.
10. Menyenangkan
Selain untuk kesehatan, berolahraga juga menjadi kegiatan
yang menyenangkan untuk dilakukan. Kerjasama tim, bersorak mendukung teman,
berpelukan ketika berhasil melakukan sesuatu, dan lainnya akan membuat anak
berkomitmen pada olahraga dalam jangka panjang. Diluar jam pelajaran yang
membosankan, olahraga adalah waktu anak untuk bermain dan bersenang-senang
dengan teman-temannya.
E. Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi atlet
Setiap
orang yang mengikuti pembinaan olehraga sasarannya adalah mencapai prestasi
yang maksimal, untuk mencapai sasaran tersebut didukung oleh berbagai hal
misalnya sarana dan prasarana. Manusia atau atlit yang telah berprestasi dalam
suatu cabang olahraga akan menghadapi masalah yang komplek (Mochamad Sajoto,
1988), misalnya bagaimana mempertahankan prestasi yang sudah dicapai, bahkan
bias bersifat angkuh, sombong dan lain-lainnya.
Kejadian
diatas diharapkan dapat diredam oleh pelatih, sehingga tidak berdampak kepada
hal-hal yang lebih fatal. Pelatih hendaknya bias berperan sebagai teman, guru,
orang tua dalam mendekati atlit yang mengalami kekecewaan atau masalah setelah
mengikuti pertandingan atau dalam kehidupan sehari-hari (Harsono, 1988).
Menurut soeharno ( 1985 : 2 ), factor penentu olahraga ada
factor indogen atau atlet itu sendiri yang meliputi:
1. Kesehatn fisik
dan mental yang baik
2. Bentuk tubuh,
poporsi tubuh sesui dengan olahraga yang diikutinya
3. Kondisi fiik
dan kemmpuan fisik yang baik
4. Penguasaan
teknik yang sempurna
5. Menguasai
masalah-maslah taktik
6. Memiliki aspek
kejiwan dn kepribadian yang baik
7. Memiliki
kematangan juara yang mantap
Hampir senada dengan yang diungkapkan oleh Anwar Pasau dalam
Sajoto (1988 : 3 ), bahwa factor internal meliputi :
1. Aspek biologis
terdiri atas :
a. Potensi atau
kemampuan dasar tubuh, seperti : kekuatan, kecepatan, kelincahan dan
koordinasi, power, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru,
kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan
b. Fungsi
organ-organ tubuh, seperti : daya kerja jantung, peredaran darah, daya kerja
paru-paru, system pernafasan, daya kerja pernapasan,dan daya kerja panca indra.
c. Postur tubuh, seprti : ukuran tinggi dan
panjang tubuh, ukuran besar, lebar, berat tubuh, somato-type tubuh
d. Gozi, seperti
;jumlah makanan yang cukup, nilai makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi
makanan yang bermacam-macam
2. Aspek-aspek
psikologis terdiri atas :
a. Intelektual,
ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,dan bakat
b. Motivasi
· Dari diri
atlet ( internl )
Perasaan harga diri, kebanggaan, kinginan berpestasi,
percaya diri, perasaan sehat, dll
· Dari luar
atlet ( eksternal )
Penghargaan, pujia, hadiah( material, uang ), kedudukan, dll
3. Kepribadian
a. Yang
menguntungkan dalam pembinaan prestasi seperti : ketekunan, kemtangan,
semangat, berani, berhati-hati, mudah menerima, bijksana/serius, tenang,
percaya diri, terkontrol, cakap/pintar, praktis, teguh pendirian, dll
b. Yang kurang
menguntungkan seperti : mudah tersinggung/emosi,cepat bosan, kurang cakap,
sembrono, ragu-ragu, pemalu, lambat menerima, curihga, dll
4. Koordinasi
kerja otot dan syaraf
a. Kecepatan
reaksi motorik
b. Kecepatan
reaksi karenarangsang penglihatan dan pendengaramn
F. Olahraga yang di ikuti di Universitas Negeri Jakarta
Olahraga yang
saya ikuti di Universitas Negeri Jakarta adalah Cabang Olahraga Bela Diri
Karate, Saya mengikuti cabang dari kelas 2 SMA
sampai sekarang ini, saya
mengikuti cabang olahraga karate karena ada senior PPLP Aceh yang mengajak saya
masuk ke olahraga beladiri tersebut, setelah saya tekuni beladiri karate selama
3 bulan saya langsung bertanding kejurnas antar perguruan wadokai di Makassar,
Pertandingan pertama kali saya kurang beruntung karena saya kalah di Makassar,
tapi tidak menghambat saya untuk jauh lebih berusaha lagi setalah pertandingan
tersebut. Setalah itu saya melakukan latihan yang rutin sekitar 3 bulan lalu
saya setelah itu saya mengikuti lagi pertandingan ke 2 saya di Bengkulu dalam
pertandingan Kejurnas PPLP / PPLPD. Dalam pertandingan pertama saya aga tegang
/ nervouse, lalu pertandingan ke 2 rasa percaya diri saya mulai muncul dan
melakukan pertandingan sangat lancar waktu itu. Alhamdulilah sekali saya
mendapat juara 3 waktu itu di sana, waktu itu saya sangat terkejut karena tidak
menyangka bisa dapet juara 3, walaupun tidak juara 1, tapi saya sangat
bersyukur waktu itu, Lalu pertandingan selanjutnya saya mengikuti di Aceh ,
disitu saya mendapatkan juara 1 di sana, Pertandingan terbesar yang saya ikuti
yaitu di Jakarta dalam acara Kejuaraan Maesa Terbuka di sana saya membawa
perguruan Wado Aceh dan di saya hanya saya yang masuk babak final dari semua
Provinsi di Indonesia, dan Atlet Platnas turut ikut dalam pertandingan
tersebut. Di sana mendapat juara 2, di situ saya tidak menyangka, karena masuk
babak finalpun saya sudah bersyukur. Tapi dalam pertandingan tersebut saya
punya cerita yang pahit di dalamanya, yaitu pada saat pertandingan pelatih saya
tidak terlalu percaya kepada saya waktu itu dan saya tidak di dampingi oleh
pelatih inti saya waktu itu, pelatih saya lebih memilih mendampingi teman saya yang bertanding waktu
itu bersama saya, setalah masuk final barulah pelatih saya mendampingi saya
itupun hanya sampai final saja, tapi itu tidak mempengaruhi tekad saya untuk
menjadi juara waktu itu. Walaupun saya tidak di dampingi oleh pelatih, tapi
saya bisa meraih juara 2 waktu itu. Setelah itu saya di panggil Platnas Junior
namun pelatih saya tidak mendukung waktu itu.saya pernah juga bertanding
membawa nama baik UNJ namun saya kurang beruntung waktu itu,
karena saya kalah dengan masalah spele waktu itu yaitu saya
Lapar. Sekarang saya masih menekuni olahraga bela diri dan saya berjanji akan
lebih menekuni olahraga bela diri karate dengan benar, agar saya bisa
mengharumkan nama Universitas yang saya jalani.
G. Mencapai tujuan latihan yang baik dan benar sebagai atlet
Sebagai atlet
haruslah punya tujuan untuk mendapat hasil yang maksimal agar mendapat prestasi
yang gemilang, apalagi cabang olahraga yang menitik beratkan pada metal
seseorang atlet, inilah beberapa tujuan yang harus dimiliki oleh seorang atlet
:
Apakah yang diperlukan atlet untuk menjalani latihan mental?
Adanya perubahan tingkah laku, perasaan atau pikiran atlet
yang mengganggu si atlet itu sendiri atau mengganggu kelancaran pelatihan atau
komunikasi antara atlet dengan orang lain, merupakan salah satu indikasi bahwa
atlet tersebut mengalami disfungsi atau masalah psikologis. Namun, sebelum
memastikan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh faktor psikologis, perlu
secara cermat dianalisis kemungkinan adanya penyebab faktor teknis atau
fisiologis. Jika penyebab utamanya ternyata adalah faktor teknis atau fisik,
maka faktor-faktor tersebutlah yang perlu dibenahi terlebih dahulu. Masalah
mental psikologisnya akan sulit teratasi jika penyebab utamanya tidak
ditangani.
Setelah dipastikan bahwa seorang atlet mengalami masalah
mental psikologis, atau perlu meningkatkan keterampilan psikologisnya, maka
kepada atlet tersebut dapat diterapkan latihan mental. Ada tiga karakteristik
yang sebaiknya terdapat pada diri atlet yang akan menjalani latihan mental,
yaitu:
1. Si atlet harus mau menjalani latihan mental tersebut
Jika suatu tugas dihadapi dengan sikap positif, maka potensi
keberhasilannya akan semakin nyata. Sebaliknya, jika si atlet malas melakukan
latihannya, maka kegagalan akan menghadang. Oleh karena itu, si atlet sendiri
yang harus memutuskan bahwa ia mau menjalani setiap program latihan sampai
selesai, dan harus yakin bahwa latihan tersebut akan membawa manfaat bagi
kemajuan prestasinya. Tanpa adanya komitmen tersebut, atau jika atlet merasa
terpaksa dalam menjalankan latihannya, maka manfaat dari hasil latihan yang
dijalaninya akan sirna.
2. Atlet harus menjalankan setiap program latihan secara
utuh
Keuntungan atau manfaat dari latihan mental hanya akan
terasa jika atlet menjalankan seluruh program latihan secara utuh, tidak
sepotong-sepotong. Serupa dengan latihan keterampilan fisik, maka proses
latihan mental pun harus dilakukan berulang-ulang; karena itu ia memerlukan
waktu, usaha, maupun umpan balik dari kemajuan suatu latihan.
3. Si atlet harus memiliki kemauan untuk menjalani latihan
dengan sempurna, sebaik mungkin.
Setiap program latihan mental telah dirancang secara
terstruktur sehingga seluruh kegiatannya memiliki fungsi dan manfaat
masing-masing. Termasuk seluruh penugasan dan evaluasi atau penilaian diri yang
harus dilakukan oleh si atlet, merupakan bagian dari program latihan mental
yang tidak boleh diabaikan. Latihan mental merupakan suatu proses yang harus
dijalani sesuai prosedur, karena itu tidak ada jalan pintas untuk mencapai
prestasi dalam olahraga.
Apa sajakah yang tercakup dalam latihan mental?
Aspek-aspek kecakapan mental psikologis (psychological
skills) yang bisa dilatih, mencakup banyak hal meliputi aspek-aspek pengelolaan
emosi, pengembangan diri, peningkatan daya konsentrasi, penetapan sasaran,
persiapan menghadapi pertandingan, dan sebagainya. Bentuk latihan kecakapan
mental yang paling umum dilakukan oleh atlet elit adalah:
1. Berfikir positif.
Berfikir positif dimaksudkan sebagai cara berfikir yang
mengarahkan sesuatu ke arah yang positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu
dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang
melatihnya. Dengan membiasakan diri berfikir positif dapat menumbuhkan rasa
percaya diri, meningkatkan motivasi dan menjalin kerjasama antara berbagai
pihak. Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula,
karena pikiran akan menuntun tindakan.
2. Membuat catatan harian latihan mental (mental log).
Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis
setiap atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang
berkaitan dengan olahraganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat
dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal-hal lain yang dianggap
penting dan relevan oleh atlet. Catatan ini semestinya dapat menceritakan
bagaimana atlet berfikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk
mencurahkan kemarahan, frustrasi, kecewa, dan segala perasaan negatif jika
melakukan kegagalan atau tampil buruk. Dengan melakukan perubahan pola pikir
akan hal-hal negatif tadi menjadi positif, atlet dapat menggunakan catatan
latihan mentalnya sebagai “langkah baru” — setelah anda mengalami frustrasi,
keraguan, ketakutan, ataupun perasaan berdosa/bersalah – untuk kembali
membangun sikap mental yang positif dan penuh percaya diri.
3. Penetapan sasaran (goal-setting).
Penetapan sasaran (goal-setting) perlu dilakukan agar atlet
memiliki arah yang harus dituju. Sasaran tersebut bukan melulu berupa hasil
akhir (output) dari mengikuti suatu kejuaraan. Penetapan sasaran ini sedapat
mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari pencapaian
sasaran yang ditetapkan. Selain itu pencapaian sasaran ini perlu ditetapkan
sedemikian rupa secara bersama-sama antara atlet dan pelatih. Sasaran tersebut
tidak boleh terlalu mudah, namun sekaligus bukan sesuatu yang mustahil dapat
tercapai. Jadi, sasaran tersebut harus dapat memberikan tantangan bahwa jika
atlet bekerja keras maka sasaran tersebut dapat tercapai. Dengan demikian
penetapan sasaran ini sekaligus dapat pula berfungsi sebagai pembangkit motivasi.
4. Latihan relaksasi.
Tujuan daripada latihan relaksasi, termasuk pula latihan
manajemen stres, adalah untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan
otot maupun ketegangan psikologis. Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi,
namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara progresif.
Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlet dapat
mengenali dan membedakan keadaan rileks dan tegang. Biasanya latihan relaksasi
ini baru terasa hasilnya setelah dilakukan setiap hari selama minimal enam
minggu (setiap kali latihan selama sekitar 20 menit). Sekali latihan ini
dikuasai, maka semakin singkat waktu yang diperlukan untuk bisa mencapai
keadaan rileks. Bentuk daripada latihan relaksasi lainnya adalah “autogenic
training” dan berbagai latihan pernapasan. Latihan relaksasi ini juga menjadi
dasar latihan pengendalian emosi dan kecemasan. Latihan relaksasi dapat pula
dilakukan dengan bantuan alat seperti “galvanic skin response”, “floatation
tank”, dan juga berbagai paket rekaman kaset latihan relaksasi yang mulai
banyak beredar di pasaran.
5. Latihan visualisasi dan imajeri.
Latihan imajeri (mental imagery) merupakan suatu bentuk
latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran.
Manfaat daripada latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau
mengulang gerakan baru; memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum
sempurna; latihan simulasi dalam pikiran; latihan bagi atlet yang sedang
rehabilitasi cedera. Latihan imajeri ini seringkali disamakan dengan latihan
visualisasi karena sama-sama melakukan pembayangan gerakan di dalam pikiran.
Namun, di dalam imajeri si atlet bukan hanya ‘melihat’ gerakan dirinya namun
juga memberfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan.
Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus mahir dulu dalam
melakukan latihan relaksasi.
6. Latihan konsentrasi.
Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran
seseorang tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam
olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi
adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan
sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang
adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet
akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain
bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang.
Selain itu, hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas olahraga dapat pula
menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan daripada latihan konsentrasi adalah agar
si atlet dapat memusatkan perhatian atau pikirannya terhadap sesuatu yang ia
lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di
sekitarnya. Pemusatan perhatian tersebut juga harus dapat berlangsung dalam
waktu yang dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal, latihan konsentrasi
ini biasanya baru dilakukan jika si atlet sudah menguasai latihan relaksasi.
Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan perhatian
kepada suatu benda tertentu (misalnya:nyala lilin; jarum detik; bola atau alat
yang digunakan dalam olahraganya). Lakukan selama mungkin dalam posisi
meditasi.
Kapan sebaiknya atlet melakukan latihan mental?
Latihan mental dilakukan sepanjang atlet menjalani latihan
olahraga, karena seharusnya latihan mental merupakan bagian tidak terpisahkan
dari program latihan tahunan atau periodesasi latihan. Latihan-latihan tersebut
ada yang memerlukan waktu khusus (terutama saat-saat pertama mempelajari
latihan relaksasi dan konsentrasi), namun pada umumnya tidak terikat oleh waktu
sehingga dapat dilakukan kapan saja.
H. Permasalahan dalam menjalani latihan sebagai Atlet
Pelatihan bukan suatu keterampilan yang mudah, terdapat
sejumlah factor yang menimbulkan ancaman baik bagi atasan maupun bawahan.
Factor utama yang dapat membangun ataupu merusak pelatihan terletak pada kesesuaian
kepribadian atau sebaliknya pertentangan kepribadian antara pihak atasan dan
bawahan.
· Peran kurang
jelas
Sekalipun peran dapat dilihat sebagai sarana manajemen yang
penting, sering kali timbul ketidakjelasan mengenai apa sesungguhnya yang
dilibatkan baik dari segi keterampilan maupun kegiatan. Di samping itu,
kurangnya pemahaman dapat menimbulkan pertanyan siapa sesungguhnya yang harus
bertanggung jawab dalam pelatihan. Atasan mungkin saja tidak memiliki
pengertian mendalam tentang apa yang harus dilakukannya dalam pelatihan, kapan
dan bagaimana melakukannya. Selain itu, terdapat pula ketidakpastian mengenai
seberapa banyak penyuluhan, pengarahan, dan dukungan sosio-emosional uang
dibutuhkan.
· Gaya
manajemen kurang sesuai
Gaya manajemen merupakan pola perilaku konsisten yang
digunakan atasan saat bekerja bersama dan melalui orang lain. Atasan
mengembangkan kebiasaan bertindak yang untuk selanjutnya akan dapat diduga oleh
mereka yang bekerja bersamanya. Tak mustahil mereka khawatir bila kebiasaan
tersebut harus diubah ataupun diganti, suatu situasi yang menimbulkan perasaan
kurang aman bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan terhadap
bawahan sering kali dipengaruhi oleh pandangan atasan mengenai tabiat atau sifat
manusia.
· Keterampilan
komunikasi tidak memadai
Keterampilan komunikasi tulis dan tulisan sangat pentting
dalam situasi pelatihan. Keberhasilan dan kegagalan atasan sebagai pelatih
bergantung pada kemampuan mereka dalam menyampaikan pikiran,
perasaan dan kebutuhan. Atasan seharusnya juga dapat
menerima upaya para bawahan untuk melakukan hal serupa. Atasan yang cenderung
bertele-tele, di samping memberikan instruksi dan penjelasan ala kadarnya, akan
menimbulkan suasana yang membingungkan dan menghambat komunikasi.
· Kurangnya
motivasi
Bila seorang atasan ditanya apakah mereka berhasil sebagai
pelatih, jawaban mereka pada umumnya adalah ‘ya, saya rasa demikian’. Kesulitan
ini timbul karena saran pembangkit motivasi yang dipilih tidak sesuai dengan
kebutuhan perorangan yang dimaksudkan pada saat yang sama. Sebagai pelatih,
atasan mempunyai tambahan menciptakan lingkungan bermotivasi bagi bawahan.
Namun, dengan organisasi yang kian diperamping dan jumlah pekerja kian
menyusutataupun diintegrasikan, kesulitan pun semakin membengkak.
· Tekanan
dalam pekerjaan
Sejumlah alasan diungkapkan oleh atasan mengapa mereka tidak
termotivasi dan ragu untuk menjadi pelatih. Satu diantaranya karena mereka
menganggap organisasi menitikberatkan pada sikap ‘lakukan sendiri tugasmu’
untuk itulah kamu dibayar. Yang lain berpikir bahwa pelatihan akan menyita
terlalu banyak waktu, dan bahwa sebuah proyek terlalu rumit untuk dijelaskan
kepada orang lain yang tidak memiliki pengalaman dan keahlian sebagai manajer
Kesulitan lain yang timbul adalah kecemasan menghadapi
kegagalan, seandainya bawahan tidak mampu mengerjakan tugas dengan baik, atau
sebaliknya kekhawatiran bila bawahan akan terlihat lebih pandai dari dirinya.
· Pelatihan
dilihat dari perspektif atasan
Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses ‘bekerja dengan
dan melalui perorangan, kelompok, serta sumber lain untuk mencapai sasaran
organisasi’. Keberhasilan departemen manapun dalam suatu
organisasi bergantung pada pengembangan dan kinerja dari
tenaga karyawannya, bukan semata-mata pada pribadi atasan. Bila setiap anggota
staff diberi kekuasaan untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab, peran
manajer akan lebih banyak memberikan tuntutan. Atasan harus mengubah manajemen
dengan pengawasan menjadi manajemen dengan tanggung jawab baik dari dirinya sendiri maupun pihak lain
dan selanjutnya menerapkan manajemen dengan cara menjadikan dirinya fasilitator
di lingkungan kerja yang bersuasana belajar.
Atasan yang berniat mencapai tujuan seperti ini akan melihat
proses pelatihan sebagai sarana vital untuk menghadapi tantangan dan pilihan
yang akan dihadapi dalam Susana baru, dan memastikan bahwa bawahannya telah
siap dan bersedia memikul tanggung jawab serta otoritas menyangkut tugas barunya,
bila yang bersangkutan diminta melakukannya.
· Pelatihan
dilihat dari perspektif bawahan
Sejak beberapa waktu terahir, banyak tugas yang harus
dilakukan dengan dukungan kelompok karyawan berubah secara mencolok. Pada
umumnya orang jauh lebih terampil dan memiliki pendidikan yang lebih baik
dibanding masa-masa sebelumnya. Orang lebih tertarik pada kualitas dan nilai
kerja disbanding para rekan kerja masa lalu. Namun, bila sebuah departemen akan
menjalani proses perubahan, sebagian besar bawahan akan bergantian mengalami
keyakinan dan keraguan, yang tentunya akan menimbulkan pengaruh sangat jelas
pada motivasi dan moral.
· Pendanaan
Setiap aktivitas dan kegiatan organisasi selalu menmbutuhkan
dana operasi yang diergunakan untuk pemeliharaan gedung dan fasilitas, uang
saku atlet, gaji pegawai, menejer timnas dan pelatih dan lain-lain. Meski
sebagian dana induk organisasi diambil dari APBN namun tetap membutuhkan
tambahan dana dari sponsor terutama untuk menyelenggarkan kompetisi tingkat
nasional dan internasional
I.
Pengalaman dalam bertanding sebagai atlet
Pengalaman yang saya
dapat banyak sekali selama saya menjadi atlet di antaranya sebagai berikut :
· Mendapat
banyak teman
Karena kita bertemu atlet-atlet dari semua daerah di
indonesia, dari bermacam – macam tingkah laku dan sifat yg berbeda-beda di
situlah kita harus menyesuaikan diri dengan mereka agar menjalin pertemanan
yang baik kedepannya
· Lebih
percaya diri
Disitulah kita bisa belajar percaya diri karena latihan dan
strategi kita yg telah kita siapkan akan hilang kalo kita tidak percaya diri.
· Bisa belajar
strategi dari lawan yang ikut bertanding
kita bisa saling belajar strategi dari lawan lawan kita yang
lain, mungkin bisa kita terapkan jika memang strategi tersebut bagus untuk
menjatuhkan lawan.
· Keliling
Daerah
Inilah yang menjadi bonus sebagai atlet karena kita
bertanding sekaligus jalan jalan, melihat keindahan dari berbagai daerah di
indonesia.
· Membuat
bangga
Inilah yang menjadi motivasi kita sebagai atlet, untuk
membanggakan semua orang yg dekat dan membawa nama harum univ,daerah,atau sekolah
yang kita bawa.
· Hadiah
Ini juga motivasi untuk semua atlet agar lebih giat lagi
dalam bertanding, hadiah yang memang sangat menggiurkan, tapi ini bukanlah jadi
alasan utama untuk semua atlet, itu hanya sebagai motivasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik
tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur
bermain, ada rasa senang, dilakukan waktu luang, aktivitas dipilih (sukarela),
kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan nilai positif.
Olahraga prestasi yaitu olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga
(atlet) secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk
mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Contoh
: kompetisi olahraga sekolah.
Olahraga memiliki tujuan tertentu, tergantung kepada jenis
olahraga yang akan diikuti. Olahraga Prestasi yaitu Olahraga yang dilakukan
dengan tujuan untuk meraih prestasi pada suatu cabang olahraga. Contoh:
Olahraga yang diperlombakan seperti tinju, sepakbola, basket, volley, dan lain
sebagainya.
B. Saran
Olahraga
prestasi sebaiknya harus ditingkatkan untuk mencapai prestasi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Salah satu cara untuk memajukan
prestasi olahraga adalah dengan menyelenggarakan ajang olahraga di tingkat
daerah maupun di tingkat nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://fera-widiastuti.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://www.dnaberita.com/berita-80271--10-manfaat-olahraga-bagi-anak.html.html
http://intelektualmoeda.blogspot.com/p/olahraga.html
http://olahragapendidikan.blogspot.com/2010/11/pembinaan-dan-pengembangan-olahraga.html
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=51261&idc=7